Biksuni Thubten Chodron adalah biksuni teladan dalam belajar, berlatih, dan berbagi Dharma. Lulusan UCLA ini meninggalkan kehidupan biasa dan pekerjaannya sebagai guru pada usia 25 tahun untuk sepenuhnya menempuh jalan Dharma, pergi ke Nepal dan India.
Ia ditahbiskan sebagai samaneri di Dharamsala India pada tahun 1977 dan sebagai biksuni di Taiwan pada tahun 1986. Selanjutnya selain mengajar Dharma ke berbagai negara, ia dengan penuh kesungguhan membangun tempat belajar dan berlatih bagi komunitas biksuni Barat, yaitu Sravasti Abbey di Newport, Washington, Amerika Serikat.
Pada Minggu (25/11) di Wihara Ekayana Arama kami berkesempatan untuk mewawancarainya terkait dengan perkembangan dunia digital, apakah Buddhadharma mampu selaras dengan era teknologi? Bagaimana penerapannya? Simak pemaparannya!
SUBTITLE:
Silakan klik CC atau Subtitle di pojok bawah/atas kanan, untuk transkrip Bahasa Indonesia
SESI WAWANCARA
1. Pada saat Anda mengajarkan Dhamma ke berbagai belahan dunia, apa yang dapat Anda simpulkan tentang umat manusia? ▶01:18
2. Kemajuan teknologi informasi yang semakin berkembang. Menurut Anda, bagaimana cara terbaik utuk beradaptasi terhadapnya? ▶02:16
3. Kekerasan dalam dunia digital tidak terelakkan. Adakah cara untuk melindungi anak-anak? ▶02:52
4. Bagaimanakah sebaiknya visi dunia teknologi di masa depan? ▶06:51
5. Pesan apakah yang ingin Anda sampaikan pada masyarakat di era digital ini? ▶08:17
The post Ven. Thubten Chodron: Hidup di Dunia Maya Atau Dunia Nyata? appeared first on .