Panti Semedi Balerejo atau Vihara Bodhigiri merupakan salah satu vihara yang banyak dikunjungi wisatawan. Letaknya di Kecamatan Wlingi, Kab. Blitar. Jaraknya sekitar 1 jam dari Kota Blitar. Vihara ini berada pada ketinggian 550 meter di atas permukaan laut dengan luas mencapai 60.000 meter persegi ini memang menawarkan sebuah tempat yang sangat nyaman untuk dikunjungi. Bisa dibilang nyaman karena jauh dari kebisingan perkotaan, berada di lingkungan bersih, dan bangunan arsitektur yang menarik. Daerah perbukitan yang disulap menjadi vihara yang indah.
Vihara yang konon masuk sebagai salah satu vihara terbesar di Asia Tenggara ini juga melibatkan pemerintahan setempat dalam pengelolaannya. Vihara Bodhigiri juga masuk ke dalam objek wisata unggulan yang ditetapkan Disparbudpora (Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga) Kab. Blitar. Jika berkunjung ke sini pengunjung akan diantar oleh pemandu yang disediakan vihara.
Pertama melewati pintu masuk gerbang yang disebut dengan nama Gerbang Kebebasan, pengunjung bisa melihat Tugu Asoka, sebuah pilar dengan pucuk berbentuk empat kepala singa yang berdiri membelakangi satu sama lain. Kemudian ada Balai Kesempurnaan yang mana merupakan ruang untuk latihan meditasi tingkat awal. Dari sini akan terlihat megahnya gunung Kawi dari kejauhan, bisa digunakan untuk spot berfoto. Dari sini juga terlihat bangunan seperti rumah-rumah untuk peserta meditasi tingkat awal.
Dari penjelasan pemandu, vihara ini lebih sering digunakan untuk latihan meditasi, bukan hanya untuk umat Budhha saja. Sekitar 70% digunakan untuk meditasi sisanya baru untuk keperluan ritual seperti pemberkatan pernikahan ataupun pujabhakti. Banyak pula pengunjung yang datang bukan dari kalangan Buddhis karena terpesona dengan arsitektur bangunan yang megah dan instagenik.
Di bagian belakang vihara, pengunjung akan disuguhkan jajaran relief serta beberapa goa. Yang pertama ada lima relief yang menggambarkan kehidupan yaitu wajib berbuat baik kepada semua makhluk. Selanjutnya ada tiga gua yang di dalamnya juga terdapat relief yang berbeda-beda, gua ini digunakan sebagai meditasi juga. Filosofi goa yang menggambarkan kematian. Lalu selanjutnya ada sembilan relief yang menggambarkan kehidupan selanjutnya.
Tepat di bagian bawah pengunjung bisa melihat area vihara lainnya dengan bangunan yang megah, estetik, dan tertata apik tapi saat penulis ke sana pengunjung tidak diperbolehkan turun, hanya boleh melihat dari atas saja. Alasannya karena areal bawah akan disterilkan guna persiapan masa vassa.
Pada bagian bawah ada ruang serbaguna dan ruang pembinaan untuk peserta meditasi tingkat lanjut, ada juga bangunan untuk menginap para peserta. Ada pula replika Candi Sumberawan yang letak aslinya di Singosari, Kab. Malang. Di vihara ini dinamakan Candi Bubrah. Dalam istilah bahasa Jawa, bubrah berarti berserak. Menggambarkan bahwa segala sesuatu sifatnya anicca (tidak kekal) dan akan rusak, rapuh.
Sewaktu penulis berkunjung ke sana juga pada bagian belakang vihara sedang dilakukan proses perbaikan bangunan. Menurut pemandu, proses pembangunan dan upgrading bangunan di vihara ini tidak pernah berhenti sejak berdiri tahun 1987. Artinya sudah 32 tahun proses pengembangan bangunan dilakukan.
Pembangunan fisik vihara yang ikonik menjadi sangat penting disamping pembangunan SDM umat Buddha. Selain sebagai sarana publikasi dan pelatihan. Vihara juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas untuk mengetahui bagaimana ajaran Buddha. Sehingga memperkecil persepsi kecurigaan satu sama lain antarumat beragama.
The post Vihara Bodhigiri Balerejo Blitar yang Instagenik appeared first on BuddhaZine.