Sebuah situs kuno di tenggara Kabul, Afghanistan ternyata menyimpan kekayaan di masa lalu. Situs yang bernama Mes Aynak ini selain memiliki cadangan tembaga terbesar di Afghanistan, juga menyimpan kekayaan budaya berupa peninggalan arkeologis agama Buddha di wilayah tersebut.
Meski kini hampir tidak ada penganut agama Buddha di Afghanistan, penggalian di situs Mes Aynak (dari bahasa Pashto yang berarti sumber kecil tembaga) ini berhasil menemukan sekurangnya 400 rupang Buddha, stupa dan sebuah kompleks wihara seluas 40 hektar. Arkeologis percaya bahwa temuan ini baru merupakan permulaan dari sisa kejayaan agama Buddha di Afghanistan.
Situs ini juga menyimpan kekayaan sejarah hingga 5000 tahun lalu sebagai pusat pemukiman di zaman Perunggu. Beberapa artifak yang ditemukan telah dilacak hingga 3000 tahun lalu. Terletak di jalur Sutra, kekayaan budaya di situs ini dipengaruhi banyak elemen dari India dan Tiongkok. Secara umum, penduduk Mes Aynak menganut agama Buddha dan Hindu. Peninggalan arkeologis buddhis menunjukkan pengaruh Kushan, dinasti Tang dan Uyghur.
Mes Aynak berada di puncak kejayaannya pada abad 5-7 Masehi dan perlahan mundur pada abad 8. Selama abad ke-10 Masehi, kota ini diperintah oleh Brahman Shahi, raja Kabul. Namun kemudian, benteng kota ini dijebol oleh invasi Gaznavi dan kota dibakar. Invasi ini juga mempermudah invasi Gaznavi menyeberang Hindu Kush menuju India.
Setelah tersimpan dari pandangan, warisan arkeologis di situs ini ditemukan oleh geologis Rusia dan Afghanistan pada 1973-1974. Namun keinginan pemerintah Afghanistan untuk menambang tembaga di bawah situs ini telah mengancam upaya pelestarian situs ini.
The post Sumber Tembaga dan Rupang Buddha appeared first on BuddhaZine.