Mahabiksu Hsing Yun yang wafat pada 5 Februari 2023 lalu, saat ini jasadnya ditempatkan dalam sebuah stupa khusus. The Merit Times, media massa Buddhis yang dirintis Master Hsing Yun menyebut, jasad Sang Guru didudukkan di dalam stupa tersebut, menunggu untuk dikremasi 7 hari sesudah meninggal.

Stupa tempat jasad Master Hsing Yun tersebut sengaja dibuat menyerupai stupa kuno di Kushinagar, India Utara. Stupa yang bernama Stupa Nirvana ini memang diyakini merupakan lokasi tempat Buddha Sakyamuni menghembuskan napas terakhir beliau, mencapai parinirwana.

Kota kuno Kushinagara adalah tempat Buddha menyampaikan khotbah terakhirnya, wafat, dan dikremasi. Bangunan yang ada di kota ini antara lain Kuil Nirvana, Stupa Nirvana, dan sisa-sisa peninggalan bernuansa Buddhis yang lain.

Lantas kenapa jasad Master Hsing Yun tidak segera dikremasi, ini juga mengikuti tradisi era Buddha. Menurut Mahāparinirvāṇa Sūtra, ketika Sang Buddha mangkat, ia seharusnya dikremasi dalam satu hari, tetapi ditunda hingga tujuh hari kemudian.

Tidak Menekankan Kepercayaan pada Relik
Di dalam tradisi Buddhis, ada keyakinan bahwa orang yang mencapai kesucian atau penerangan ketika wafat dan dikremasi, dari sisa jasadnya akan tertinggal relik berupa semacam kristal atau bentuk tulang yang tidak ikut terbakar. oleh Buddha Sakyamuni pun setelah dikremasi jasadnya menyisakan relik. Begitu pula banyak guru besar Buddhis dari berbagai aliran, ketika dikremasi, jasadnya juga meninggalkan relik.

Meski demikian, Master Hsing Yun pernah mengatakan bahwa bahwa kita [Buddhis] tidak perlu terlalu menekankan kepercayaan pada relik. Ia pernah mengatakan bahwa pemahaman dan pengaplikasikan ajaran Buddha sehingga membuat bijak dan hidup lebih damai lebih penting daripada urusan menghasilkan relik ketika dikremasi atau tidak.
The post Jasad Master Hsing Yun Diletakkan dalam Stupa Istimewa appeared first on BuddhaZine.