Quantcast
Channel: Buddhazine
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2781

Sang Pemenang – Opera Buddhis yang Tak Selesai

$
0
0

Pernahkah anda membayangkan menonton sebuah pertunjukkan opera dengan nuansa buddhis? Pernahkah anda mendengar atau membaca cerita opera yang terinspirasi dari kitab-kitab buddhis? Mungkin selama ini kita belum mendengar kalau ternyata ada sebuah draf sketsa naskah opera yang ditulis oleh salah satu komposer dan penulis opera terkenal Jerman bernama Richard Wagner (1813-1883).

Wagner lahir di Leipszig, Jerman pada 22 Mei 1813. Ayahnya meninggal enam bulan setelah kelahirannya dan kemudian ibunya menikah lagi dengan seorang aktor bernama Ludwig Geyer. Sayang, ketika Wagner berusia enam tahun, Geyer meninggal dunia sehingga Wagner kecil hanya dibesarkan seorang diri oleh ibunya.

Meskipun demikian, Wagner tumbuh besar menjadi seorang musikus handal yang karya-karyanya banyak digemari orang bahkan hingga kini. Beberapa karya musiknya yang paling terkenal adalah Ride of the Valkyries dari opera Die Walkure, dan Bridal Chorus yang dimainkan dalam opera Lohengrin.

Selain itu, bakat Wagner sebagai penulis juga terlihat dari banyaknya buku, puisi dan artikel yang ditulisnya. Kepiawaiannya dalam mengarahkan drama musikal atau pertunjukkan opera diperlihatkan dengan ide inovatifnya seperti menggelapkan auditorium pada saat pertunjukkan dan meletakkan orchestra di sebuah lubang yang tidak terlihat penonton.

Nama besar Richard Wagner ternyata tidak serta merta menjamin semua karyanya berhasil dipertonton oleh banyak orang. Bahkan ada sebuah naskah opera yang tidak selesai digarap oleh Wagner. Naskah opera ini diberi judul Die Sieger (Para Pemenang) yang terinspirasi dari cerita buddhis.

Naskah ini dirancang antara tahun 1856 hingga 1858 saat dimana Wagner menjadi sangat tertarik pada agama Buddha. Sketsa naskah yang ada menunjukkan bahwa cerita opera ini didasarkan pada legenda yang dibaca oleh Wagner dalam buku Pengantar Sejarah Agama Buddha karya Eugene Burnouf tahun 1844.

Mirip dengan cerita di dalam buku tersebut, naskah opera ini mengisahkan tentang cinta seorang gadis Chandala bernama Prakriti dari kasta buangan kepada YM Ananda. Prakriti dalam penderitaan cintanya, meminta ibunya membawa Ananda agar menjadi suaminya. Ananda menjadi tertekan dan meneteskan air mata.

Prakriti pergi menghadap ke Buddha dan memohon persatuannya dengan Ananda. Buddha kemudian bertanya apakah dia bersedia memenuhi ketentuan disiplin monastik buddhis. Prakriti menangis mendengar ketentuan bahwa dia harus berbagi sumpah kesucian dengan Ananda.

Mendengar hal ini, para brahmana menganiaya Ananda. Mereka menegur negosiasi antara Buddha dengan seorang gadis Chandala. Buddha pun menolak sistem kasta.

Beliau menceritakan tentang kehidupan lampau Prakriti yang adalah seorang putri dari brahmana yang angkuh. Raja Chandala mendambakan seorang putri brahmana untuk menjadi pendamping putranya – yang telah lama menyimpan perasaan kepada si putri, namun karena kesombongan dan kebanggaan dirinya menolak dan mengejek pinangan tersebut.

Hal ini ditebus dalam kehidupannya saat ini yang harus merasakan siksaan dari cinta tanpa harapan; kemudian melakukan pertobatan, dan penerimaan menuju penebusan sempurna di dalam Sangha. Prakriti menjawab pertanyaan terakhir Buddha dengan ya. Ananda pun menyambutnya sebagai saudara perempuan (bhikkhuni).

Kerangka sketsa diatas didiskusikan Wagner kepada Marie Sayn-Wittgenstein pada 1857. Wagner merubah sebutan gadis tersebut sebagai Savitri dan menyarankan sebuah opera dengan struktur tiga babak. Dia kemudian menulis tentang proyek ini kepada Mathilde Wesendonck dari Venesia pada 1858 dan membandingkan dirinya dan Mathilde dengan Ananda dan Savitri.

Sayang, tidak ada sketsa musik untuk karya ini yang pernah dikerjakan. Meskipun Wagner telah merencanakan produksi Die Sieger untuk tahun 1870 dalam sebuah proposal tahun 1865 kepada Raja Ludwig II dari Bavaria, pada akhirnya ia tidak pernah menyelesaikan naskah opera ini.

Meskipun demikian, beberapa elemen cerita dari naskah Die Sieger digunakannya dalam proyek opera terakhirnya – Parsifal. Selain itu, sketsa naskah Die Sieger juga menjadi inspirasi oleh komposer Inggris bernama Jonathan Harvey dalam operanya yang berjudul Wagner Dream pada tahun 2007.

The post Sang Pemenang – Opera Buddhis yang Tak Selesai appeared first on BuddhaZine.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2781

Trending Articles