Quantcast
Channel: Buddhazine
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2781

Darimanakah Asal Evolusi Manusia?

$
0
0

Buddha menolak untuk menjawab pertanyaan di atas bersama dengan sembilan pertanyaan lainnya yang tidak terjawab atau pertanyaan yang tidak diumumkan. Hal tersebut disebabkan oleh dua hal. Pertama, jawaban untuk pertanyaan semacam ini tidak bisa dipahami oleh orang awam. Kedua, merenungkan makna dari jawaban tersebut akan menghambat atau bahkan mengalahkan tujuan ajaran Buddha yaitu melepaskan diri dari penderitaan di dunia untuk mencapai pencerahan.

Menurut kitab Majjhima Nikaya 63 & 72 bagian kitab suci Tripitaka dalam Bahasa Pali yang berisi daftar sepuluh pertanyaan yang tidak terjawab tentang pandangan tertentu (ditthi) ialah: Dunia ini abadi, dunia tidak abadi, dunia ini ruang tak terbatas, dunia ruang terbatas, jiwa (jiva) identik dengan tubuh, jiwa tidak identik dengan tubuh, makhluk sempurna yang tercerahkan (Tathagata) ada setelah kematian, Tathagata tidak ada setelah kematian, Tathagata dapat ada dan tidak ada setelah kematian, Tathagata tidak pernah ada setelah kematian.

Dari tinjauan biologis, manusia merupakan makhluk yang paling maju dengan segala keterbatasannya di muka bumi ini.

Manusia juga sangat kreatif dalam berimajinasi misalnya mengenai cerita Hanoman, kera putih yang asal keluarganya dari manusia yang serakah kemudian berubah menjadi kera yang setelah bertobat bertapa walaupun tetap berujud kera tetapi mumpuni melebihi manusia.

Juga cerita Sun Wukong, raja kera yang awalnya ingin menjadi manusia kemudian melebihi manusia dan ikut mengawal gurunya untuk mendapatkan Tripitaka.

Seleksi alam yang mendorong proses evolusi makhluk hidup dan alam semesta tidak pernah secara langsung disebut dalam kitab suci Tripitaka. Tidak ada prinsip-prinsip dari ajaran agama Buddha yang bertentangan dengan proses evolusi, sehingga banyak umat Buddha dengan diam-diam menerima teori dan bukti evolusi. Berkaitan dengan pertanyaan asal mula kehidupan manusia, menurut ajaran Buddha seseorang tidak perlu mengetahui asal usul kehidupan untuk mencapai pencerahan.

Evolusi spiritual?

Albert Low, seorang master Zen, warganegara Canada dan penulis buku The Origin of Human Nature: A Zen Buddhist Looks at Evolution (2008), menentang penganut neo-Darwinisme dengan teori gen yang egois (selfish gene theory) karena terlalu materialistis. Dia juga menentang penganut teori penciptaan (creationism) karena terlalu dogmatis. Seperti halnya Dalai Lama dan Teilhard de Chardin (ilmuwan dan anggota Jesuits), yang menolak unsur keacakan (randomness) dalam proses evolusi berdasarkan seleksi alam, mereka malahan menganjurkan evolusi spiritual.

Pertanyaan selanjutnya setelah pertanyaan pertama di judul tulisan ini ialah bagaimana mungkin evolusi spiritual dianjurkan tanpa sebelumnya memahami evolusi biologis? Evolusi itu mencakup tiga hal: Dalam makhluk hidup, alam semesta, dan jiwa.

Charles Dawin melakukan pengamatan yang nyata (tangible), membangun teori yang masuk akal (plausible), dan dapat diuji secara ilmiah (testable) mengenai seleksi alam yang mendorong adanya proses evolusi makhluk hidup, termasuk evolusi manusia. Walaupun demikian Darwin tidak dapat menjelaskan awal pemicu dari asal mula gen (“click gene”) yang menyebabkan keanekaragaman makhluk hidup dan arah akhir dari hasil evolusi.

Ilustrasi evolusi protein dari dalam otak (sumber McGill University, Health Centre).

Banyak pendapat yang keliru mengenai teori Darwin yang berkaitan dengan evolusi manusia. Pertama, Darwin tidak pernah menggunakan kata evolusi dalam bukunya The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871), yang digunakan ialah istilah seleksi alam. Kedua, Darwin tidak pernah mengatakan bahwa asal manusia dari kera, tetapi ada hubungan kekerabatan (kinship) antara manusia modern dengan manusia purba, primitif yang mirip dengan kera besar saat ini.

Evolusi beda dengan reinkarnasi

Dengan banyak sekali bukti-bukti yang ada, proses evolusi makhluk hidup itu benar terjadi. Bukti fosil adalah semacam bonus, bukti tambahan dari sisa-sisa kehidupan masa lalu yang membatu sehingga dapat diamati sampai sekarang. Kehidupan masa lalu berbeda dengan kehidupan sekarang dan saling berhubungan secara kekerabatan.

Istilah evolusi tersebut sudah ada jauh sebelum Darwin. Hanya saja penjelasannya sebelum Darwin, misalnya teori evolusi Lamarck, tidak dapat dibuktikan tidak masuk akal. Contoh sederhana menurut Lamarck, kelinci sekarang telinganya panjang, dulunya pendek. Telinga yang sering digunakan untuk mendengarkan keberadaan dan kejaran pemangsa (predator) menjadikan telinga kelinci menjadi bertambah panjang.

Menurut Darwin, dulu telinga kelinci bervariasi ada yang pendek dan panjang; kelinci dengan telinga pendek lebih mudah jadi mangsa predator, sehingga punah. Seleksi alam menyebabkan kelinci dengan telinga panjang lebih berhasil hidup dan populasinya berkembang.

Evolusi berbeda dengan reinkarnasi karena proses seleksi alam yang mengarahkan evolusi dapat diamati dan dibuat simulasinya. Pada reinkarnasi faktor pengarahnya adalah karma buruk dan karma baik. Karma buruk dipercaya dapat mengubah manusia menuju ke tingkatan yang lebih rendah misalnya menjadi binatang. Sedangkan karma baik dipercaya suatu saat akan sampai pada pencerahan yang menyebabkan manusia tidak akan lahir kembali. Karena reinkarnasi merupakan suatu keyakinan maka tidak jelas bentuk asal dan masa depannya akan seperti apa.

Selain itu evolusi merupakan proses perubahan yang sangat lama dan terjadi dalam populasi bukan per individu. Sedangkan pada reinkarnasi, subjek yang mengalami hal tersebut ialah per individu dalam waktu yang relatif singkat.

The post Darimanakah Asal Evolusi Manusia? appeared first on BuddhaZine.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2781

Trending Articles